Kependudukan Dan Lingkungan Hidup
A. Pengertian
Ø Penduduk
adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dalam jangka waktu yang
tidak ditentukan.
Ø Lingkungan hidup adalah segala tempat yang dapat memberikan
potensi-potensi untuk kehidupan demi
berlangsungnya proses kehidupan.
B. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi
Demografi Penduduk
Demografi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang karakter sampai struktur Penduduk.
Demografi penduduk dapat diukur melalui beberapa factor diantaranya
1) EKONOMI
Dalam
demografi factor ekonomi dapat diukur melalui beberapa cara diantaranya:
a)
Kesejahteraan :
Dalam
hal ini menurut organisasi dunia, orang dikatakan mampu apabila memiliki pedapatan
3 dollar perharinya atau kalau dirupiahkan sekitar 36.000 rupiah, namun
kenyataannya diindonesia masih banyak masyarakatnya memiliki kita hidup dibawa
garis kemiskinan dimana pendapatan mereka kurang dari 3 dollar perharinya.
b)
Mata pencaharian
Kegiatan
yang dilakukan masyarakat diindonesia dalam mencari mata pencahariannya untuk
memenuhi kehidupan sehari-harinya berbeda-beda ini disebabkan karena
faktor-faktor berikut antara lain
v Letak
geografisnya orang yang tinggal di
daerah pesisir pantai biasanya mata pencaharian mereka adalah nelayan atau
petani garam rumput laut . sedangkan orang yang tinggal didaerah dataran rendah
adalah petani, perkebunan,perternakan, atau pedagang dan untuk dataran tinggi
atau daerah pergunungan mata pencaharian mereka biasanya lebih kearah seperti
perkebunan,pertanian dll.
v Tingkat
pendidikan masyarakat yang tinggi biasanya memiliki mata pencaharian baik
dibidang bisnis, perkantoran, pemerintahan maupun PNS.
2) KESEJAHTERAAN
Kesejahteraan
merupakan kegiatan penghimpun data menurut kondisi seseorang, seseorang dapat dikatakan sejahtera apabila
apabila terpenuhi sadang, papan dan pangan .sejahteraan ini bisa diukur dari ,
kondisi kemiskinan, sejahteranya,
kondisi tempat tinggalnya , makanan , dll.
3) TINGKAT PENDIDIKAN
Tingkat
pendidikan merupakan kegiatan pencapaian pempelajaran dalam mencari pengetahuan
yang setinggi-tingginya atau sebanyak-banyaknya. Dalam demografi penduduk
tingkat pendidikan masyarakat dapat diukur dari
1.
Seseorang Yang Tidak Sekolah
2.
Tamatan SD
3.
Tamatan SMP
4.
Tamatan SMA
5.
Tamatan S1/ Dan Sebagainya
yang
dapat menjadi tolak ukur demografi di dalam faktor tingkat pendidikan.
4) SOSIAL POLITIK
Dalam demografi kondisi social politik dimasyarakat dapat
menjadi bahan kajian ilmu geografi karena disetiap wilayah pasti memiliki
kondisi social politik yang berbeda-beda
. Menghimpun Tentang :
·
Kondisi Politik
Disuatu wilayah dimana politik disuatu
daerah berbeda.
·
Konflik
·
Budaya
·
Agama/kepercayaan
Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat , dan
dalam demografi social agama bisa menjadi salah satu faktor untuk menentukan jumlah orang dalam suatu wilayah
yang memiliki berbagai kepercayaan dimasyarakat seperti orang yang beragama
islam , Kristen , hindhu , budha, nasrani, konhuchu , dan orang yang tidak memiliki agama pun bisa menjadi bahan penelitian dalam
demografi.
C.
Cara Menghitung Jumlah
Penduduk
Penduduk
adalah orang yang mendiami suatu wilayah tertentu. Untuk mengetahui jumlah
penduduk suatu daerah, provinsi, atau negara dapat dilakukan beberapa cara,
seperti sensus penduduk, registrasi atau pencatatan dan survei.
1.
Sensus Penduduk
a.
Pengertian
Sensus adalah cara pengumpulan data
yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah
Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat
tertentu. Sensus dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sekali.
Pendataan
jumlah penduduk dalam kurun waktu 10 tahunan dengan cara mengumpulkan,
menghimpun, menyusun, dan menertiban data-data demografi, ekonomi, dan sosial
yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah
disebut Sensus Penduduk.
Biasanya sensus
penduduk atau sering disebut cacah jiwa dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mendatangi langsung rumah-rumah penduduk.
Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa
adalah sebuah proses mendapatkan informasi tentang anggota sebuah populasi (tidak
hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu),
pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ekonomi,dll.
Sensus
penduduk diartikan sebagai perhitungan penduduk suatu negara dengan cara
mengumpulkan , menghimpun ,dan menyusun data penduduk baik penduduk asli maupun
pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu.
b. Macam Sensus
Penduduk
Sensus
dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sekali.Sensus Penduduk ada
dua macam, yaitu :
Ø De
Facto
Penghitungan penduduk yang dilakukan
terhadap setiap orang yang pada waktu sensus diadakan berada dalam wilayah
sensus.
Ø De
Jure
Pencacahan yang hanya dikenakan kepada penduduk yang
benar-benar bertempat tinggal dalam wilayah sensus tersebut.
c. Manfaat
Sensus Penduduk
Pencacahan
dalam sensus penduduk dilaksanakan untuk mengumpulkan keterangan terhadap
seluruh penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai
tempat tinggal tetap (tuna wisma dan suku terasing). Keterangan - keterangan
tersebut mencakup karakteristik tentang kondisi dan fasilitas perumahan dan
bangunan tempat tinggal, karakteristik rumahtangga dan keterangan individu
anggota rumahtangga. Sensus penduduk terakhir dilaksanakan pada tahun 2010,
Data SP2010 diharapkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang antara
lain mencakup:
Ø Memperbaharui
data dasar kependudukan sampai ke wilayah unit administrasi terkecil (desa)
Ø Menyiapkan
basis pengembangan statistik wilayah kecil,
Ø Menyiapkan
data dasar untuk keperluan proyeksi penduduk setelah tahun 2010
v Tujuan
Sensus Penduduk
Tujuan
dilakukan sensus penduduk yaitu untuk mengetahui :
Ø Jumlah
penduduk
Ø Pertumbuhan
penduduk
Ø Persebaran
penduduk
Ø Kepadatan
penduduk
Ø Komposisi
penduduk
Ø Masalah
Urbanisasi
d. Kelembagaan
Badan
yang mengurusi sensus adalah badan pusat statistik atau yang lebih dikenal
dengan BPS. BPS merupakan satu-satunya badan resmi yang dibentuk pemerintah
negara republik Indonesia untuk bertugas sebagai surveier data-data mengenai
penduduk.
v Sensus
yang pernah dilaksanakan di Indonesia :
Ø Sebelum
Kemerdekaan : Sensus penduduk dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada
tahun 1920 dan 1930.
Ø Sesudah
Kemerdekaan : Sensus pertama kali dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dilaksanakan pada tahun 1961, 1971 (keduanya dibiayai PBB). Tahun 1980, 1990
dan 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
2.
Registrasi Penduduk
Selain dengan sensus, jumlah penduduk suatu negara dapat
pula diketahui dengan registrasi atau pencatatan. Registrasi merupakan kumpulan
keterangan mengenai kelahiran,kematian,dan segala kejadian penting
manusia,seperti perkawinan,perceraian,pengangkatan anak,dan perpindahan
penduduk . Kumpulan catatan tentang keadaan penduduk tersebut dapat digunakan
untuk mengetahui jumlah penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan
oleh aparat pemerintah daerah di setiap propinsi , sedangkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dilaksanakan setiap 5 tahun di antara dua Sensus
Penduduk. Registrasi Penduduk juga menggunakan konsep de
jure.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data
kependudukan tahunan.
3.
Survei Penduduk
Survey merupakan pencacahan penduduk dengan cara
mengambil contoh daerah. Jadi, pencacahan penduduk metode survey tidak
dilakukan diseluruh wilayah negara, melainkan hanya pada daerah tertentu yang
dianggap mewakili seluruh wilayah negara tersebut. Di Indonesia, berbagai
kegiatan survei penduduk telah dilaksanakan. Misalnya, Survei Sosial Ekonomi
Nasional atau SUSENAS , Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Kedua kegitan survei tersebut dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Teori- teori kependudukan
Teori
Kependudukan : MALTHUSIAN
1.
Pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur
2.
Pertumbuhan bahan makan mengikuti deret hitung
3.
Ketimpangan pertumbuhan penduduk dan bahan makan
4.
Perlu pembatasan pertumbuhan penduduk dengan cara preventive hecks
dan
positive checks.
Preventive
checks : pencegahan kehamilan
1.
Moral restrainti alah segala usaha untuk
mengekang nafsu seksual dalam rangka mengurangi kelahiran
2.
Pengguguran kandungan
3.
Penggunaan alat kontrasepsi
4.
Homosexuality dan Lesbianism
Positive
checks : pengurangan penduduk via kematian
5.
Vice (pencabutan nyawa oleh sesama
manusia) pembunuhan anak/bayi (infanticide) pembunuhan orang cacat dan orang
tua Pemusnahan etnik (genocide)
6.
Misery(segala keadaan yang berakibat
kematian) wabah penyakit dan epidemic bencana alam kelaparan dan kekurangan
pangan bencana peperangan
Kritik terhadap Teori Malthus:
Malthus
tidak memperhitungkan kemajuan teknologi di bidang transportasi, pertanian, dan
kemungkinan adanya usaha-usaha pembatasan kelahiran serta perbaikan ekonomi
yang dapat mengurangi fertilitas.
Hakikat Dari Teori Kependudukan Malthus
Orang
yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert
Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam
pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on
Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
Bahan
makanan adalah penting untuk kehidupan manusia Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara
penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah
penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan
kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut
pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan
dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan
jalan :
Preventive
checks
Yaitu
faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan
moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain : Penundaan
1.
masa perkawinan
2.
Mengendalikan hawa nafsu
3.
Pantangan kawin
4.
Positive checks
Yaitu
faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya
antara lain :
1.
Bencana Alam
2.
Wabah penyakit
3.
Kejahatan
4.
Peperangan. Positive checks biasanya
dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Teori
yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
Malthus
tidak yakin akan hasil preventive cheks.
Ia
tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan
dengan cepat.
Ia
tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
Ia
tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral
dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari Negara.
Teori
Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi
negara-negara Asia. Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa.
Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada beberapa
tambahan /revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo Malthusionism. Mereka
beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa,
menunda – perkawinan) adalah tidak mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk
mencegah laju cepatnya
peningkatan
cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth control dengan menggunakan alat
kontrasepsi.
·
Kelemahan teori Malthus
Teori
yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
Malthus
tidak yakin akan hasil preventive cheks.
Ia
tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan
dengan cepat.
Ia
tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
Ia
tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral
dari orang-orang dan mengurangi
·
Pengikut-pengikut teori Malthus antara lain :
Francis Flace (1771 – 1854)
Pada
tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the population
atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa
pemakaian alat kontrasepsi tidak menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur
untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.
Richard Callihie (1790 – 1843)
Ia
menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta itu menurut dia –
Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih banyak
dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.
-
Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena kehamilan
-
Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan
2.
Pengikut yang lain antara lain Any C. Besant (1847-1933) Ia menulis buku yang
berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral
manusia” Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale
yang hidup tahun 1825 – 1904. Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat
dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan
moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk
menegakkan
moral masyarakat.
3.
Namun ada beberapa pendapat ilmuan yang menentang pendapat maltus yakni,
Aliran
Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran
ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi
sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus,
karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan
Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan
Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan
pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah
tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan
kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin
banyak
jumlah
manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu
diadakan pembatasan penduduk.
Pendapat
Aliran Marxist
Populasi manusia tidak menekan
makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
Kemeralatan bukan terjadi karena
cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian
hak para buruh Semakin tinggi tingkat populasi manusia,
semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga
manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan
angka
kelahiran.
Aliran
Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Neo-Malthusian
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat dibatasi dengan melakukan
pembatasan kelahiran. Malthus sendiri menentang pembatasan kelahiran.
Pada
abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan
kembali. kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi
dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan cara-cara “Preventif
Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah
diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal
yang berlaya dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas.
Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut
sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun
1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi
“The Population Explotion” yg berisi:
Ø Sudah
terlalu banyak manusia di bumi ini.
Ø Keadaan
bahan makanan sangat terbatas.
Ø Lingkungan
rusak sebab populasi manusia meningkat.
Analisis
ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu,
melapetaka tidak dapat
dihindari,
hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola
alam dengan baik.
Kritikan
terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena
tidak mencantumkan variabel social budaya dalam penelitiannya. Karena itu
Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan
lingkungan
antar kawasan.
0 Response to "Kependudukan Dan Lingkungan Hidup"
Post a Comment