Ruang
lingkup , Pendekatan dan Aspek- Aspek Dalam Perilaku Organisasi
A. Ruang
lingkup Perilaku organisasi
Perilaku Organisasi,
sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam
organisasi tersebut. Oleh karena itu – sebagaimana telah disinggung diatas –
pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut
pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi
internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi
unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain
adalah : motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir,
masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan,
pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development),
dan sebagainya.
Sementara itu
aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi,
politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi
kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi,
meskipun faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan
dibahas dalam konteks ilmu perilaku organisasi.
Meskipun unsur-unsur,
komponen atau sub sistem yang akan dibahas bisa jadi telah banyak dipelajari
pada disiplin ilmu yang lain, namun Mata Kuliah Perilaku Organisasi akan
mencoba menjawab, mengapa berbagai unsur atau komponen tadi dapat membentuk
karakter, sikap, atau perilaku individu dalam kapasitasnya sebagai anggota
suatu organisasi. Oleh karena itu, bobot atau muatan materinya akan diusahakan
agar memiliki sisi empiris yang cukup memadai. Untuk kepentingan ini, maka pada
setiap session pembahasan akan diupayakan untuk dilengkapi dengan kasus-kasus
yang relevan sebagai instrumen untuk lebih memudahkan dalam memahami masalah
perilaku organisasi
B.
Pendekatan
Dalam Perilaku Organisasi
Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka
penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui
pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan
kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem. Pendekatan
sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar
berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan
kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai
pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan
pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan
mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula
dengan pendekatan suportif.
Sementara itu, pendekatan
kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya lingkungan yang berbeda
menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan.
Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat
universal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima
sepenuhnya.
Disisi lain, pendekatan
produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasi
dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Jadi, produktivitas yang lebih
baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber
daya dalam masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas
tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi
masukan manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting. Dengan demikian,
apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan kerja,
maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada akhirnya akan
menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.
Adapun pendekatan
sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya terdapat
seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak cara.
Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manaer harus mengkaji hal-hal
diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap sistem yang lebih
besar, sehingga memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost – benefit
analysis).
Antara pendekatan
sumber daya manusia dengan pendekatan produktivitas diatas, memiliki kaitan
yang sangat erat, dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untuk
melakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akan mendorong tingkat
produktivitas organisasi. Untuk dapat mendorong karyawannya kearah tujuan yang
diharapkan, seorang pimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang
bersifat pribadi dan internal. Atau dengan kata lain, disini terjadi hubungan
antara kebutuhan dengan prestasi kerja.
C.
Aspek-aspek lain dalam Perilaku Organisasi
Selain masalah motivasi
dan kepemimpinan, ilmu Perilaku Organisasi mengkaji juga beberapa aspek strategis
dalam organisasi seperti pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
komunikasi, stres dan konflik, produktivitas dan atau kinerja, dan sebagainya.
Keseluruhan aspek ini selalu terkait dengan masalah perilaku manusia dalam
organisasi, sehingga aspek-aspek strategis itupun akan sangat tergantung kepada
proses pembentukan perilaku maupun baik buruknya perilaku manusia itu sendiri.
Dalam proses
pengambilan keputusan misalnya, ternyata dalam setiap tahapnya akan terdapat
perilaku orang yang beraneka ragam, dari yang pendiam dan menyerahkan
sepenuhnya kepada orang lain, monopoli dan ingin memaksakan kehendak, sampai
dengan sikap-sikap sok tahu atau menyembunyikan informasi.
Dalam proses
pengambilan keputusan pada khususnya dan dalam setiap aktivitas organisasional
pada umumnya, akan terjalin suatu hubungan interpersonal atau komunikasi antar
anggotanya. Sebagaimana halnya pada proses pengambilan keputusan, maka proses
komunikasipun sering menghadapi kegagalan dan hambatan yang bersumber dari
sikap dan perilaku orang yang berbeda-beda, seperti sikap asertif, non asertif,
atau bahkan agresif.
Kondisi-kondisi tidak
berjalannya proses-proses keorganisasian seperti yang diharapkan ini pada
gilirannya akan dapat menimbulkan stres bagi anggota organisasi, sekaligus
membawa kemungkinan munculnya konflik baik – dalam pengertian yang positif
maupun yang negatif. Untuk itu, perlu diupayakan agar konflik negatif sesegera
mungkin dipecahkan atau diselesaikan, sementara konflik positif dipelihara
untuk memacu peningkatan produktivitas dan atau kinerja organisasi. Sebab,
tujuan akhir dari pembentukan organisasi adalah kesejahteraan manusia,
sedangkan kesejahteraan ini dapat dicapai apabila produktivitas / kinerja
organisasi dapat terus ditingkatkan.
Sumber :
Sudita, I Nyoman. 2008. Perilaku Keorganisasian,
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Wicaksono, A. 2010. 40 Perilaku Organisasi.
Silabus Perilaku Organisasi. Universitas Airlangga, Surabaya
Widodo Utomo, T. 2010. Pengantar Perilaku
Organisasi. http://triwidodowutomo.blogspot.com.
Di akses 5 Desember 2010
0 Response to "Ruang lingkup , Pendekatan dan Aspek- Aspek Dalam Perilaku Organisasi"
Post a Comment