Efek Gabungan dari Tujuan dan Efektivitas Diri pada Kinerja
Menurut
Bandura, sumber peningkatan efektivitas diri yang paling penting adalah apa
yang disebutnya dengan penguasaantetap. Penguasaan tetap adalah perolehan pengalaman yang yang relevan dengan dengan
tugas atau pekerjaan Apabila berhasil melakukan suatu pekerjaan di masa lalu,
saya yakin akan lebih mampu melakukannya di masa depan. Sumber kedua, adalah contoh
yang dilakukan oleh individu lain-atau menjadi lebih percaya diri
seseorang melakukan tugas karena telah melihat hal yang sama telah dilakukan
orang lain dan berhasil sehingga membuat percaya diri kita sendiri untuk
berhasil melakukan hal yang sama. Sumber ketiga, adalah bujukan verbal,
yaitu menjadi lebih percaya diri karena orang lain meyakinkan kita, bahwa kita
mempunyai ketrampilan untuk sukses.Sumber yang keempat, adalah kemunculan, kemunculan
meningkatkan efektivitas diri. Kemunculan memicu keadaan bersemangat yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikan tugas. Teori ini mengatakan tujuan yang
telah dirumuskan dengan nyata dapat merupakan sumber motivasi. Tujuan itu harus
spesifik. Dan tujuan spesifik yang lebih sukar, bila telah disepakati, akan menghasilkan
kegiatan usaha yang lebih daripada tujuan yang lebih mudah. Tujuan spesifik
yang sukar akan memberikan hasil lebih besar dari pada tujuan yang dirumuskan
secara umum, seperti ”Harap bekerja dengan baik” ( do
you
best).
Reinforcement
Theory
Teori
ini berlawan dengan goalsetting theory yang menggunakan pendekatan kompetitif,
yang menganggap tujuan individu menentukan arah kegiatannya. Reinforcement
theory menggunakan pendekatan tingkah laku. Penganut teori reinforcement
memandang tingkah laku sebagai akibat/dipengaruhi lingkungan. Kejadian-kejadian
kognitif internal tidak berperan. Yang mengendalikan tingkah laku adalah
keadaan lingkungan yang selalu berulang. Orang akan mengerahkan segala usahanya
untuk melaksanakan lebih baik tugas yang selalu berulang.
Equity
Theory
Teori
ini menggunakan pendekatan keadilan atau kewajaran (equity) hak yang diperoleh
pekerja. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan sama, berusia sama,
mempunyai kecakapan sama, dan bermasa kerja yang sama menginginkan mendapat
imbalan/gaji yang sama. Singkatnya, seseorang akan selalu membandingkan dirinya
dengan orang lain. Apabila terdapat ketidakwajaran (kurang) akan mempengaruhi
tingkat usahanya untuk bekerja dengan baik.
Expectancy
Theory
Teori
pengharapan ini mengemukakan, kekuatan kecenderungan melakukan sesuatu kegiatan
dengan cara tertentu dipengaruhi oleh besarnya harapan bahwa kegiatan itu akan
men -dapat
hasil/imbalan
dan juga dipengaruhi oleh menarik tidaknya hasil/imbalan itu bagi seseorang.
Teoro harapan menun-jukkanbahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari
hasil itu terhadap individu tersebut.. Dalam bentuk yang lebih praktis, teori
harapan mengatakan bahwa karayawan-karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan
tingkat usaha yang tinggi ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan
menghasilkan penghargaan-penghargaan organisasional seperti bonus, kenaikan
imbal an kerja, atau paromosi, dan penghargaan - penghargaan tersebut akan
memuaskan tujuan-tujuan pribadi para karyawan.
Teori
pengharapan berfokus pada tiga hubungan:
1.
Hubungan usaha-kinerja Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang
mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2.
Hubungan kinerja-penghargaan Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa
bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3.
Hubungan penghargaan-tujuan-tujuan Pribadi Tingkat sampai mana penghargaan - penghargaan
organisasional memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan seorang
individu dan daya tarik dari penghargaan potensial bagi individu tersebut. Singkatnya,
seseorang akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Apabila terdapat
ketidakwajaran (kurang) akan mempengaruhi tingkat usahanya untuk bekerja dengan
baik..
Theory
Z
Theori
ini dimunculkan oleh William Ouchi dengan hukumnya yang berjudul Theory Z,
How American Business Can Meet The Japanese Challenge , tahun
1980-an. Ouchi adalah warga negara Amerika Serikat berdarah Jepang dan ahli manajemen
gaya Jepang. Teori ini adalah teori yang diterapkan korporasi-korporasi di
Jepang. Asumsinya
1. Prinsipnya
kerja seumur hidup/loyal. Orang yang telah mengikat hubungan kerja dengan suatu
badan usaha tidak punya niat pindah ke badan usaha lain, karena mereka tak
ingin mulai dari awal lagi
2. Kesuksesan
bersama (organisasi/badan usaha) lebih penting dari pada kesuk - sesan
individu. Merasa ikut memiliki
3. Sistem
manajemen partisipatif
4. Sistem
upah dan gaji didasarkan atas pengalaman dan senioritas
Thanks for:
Referensi
Hani Handoko, 1996, Manajemen,
edisi 2,BPFE-Yogyakarta
Sukanto Reksohadiprodjo dan Hani Handoko,
1986, Organisasi Perusahaan; Teori, Struktur dan Perilaku,
BPFE-Yogyakarta.
Stephen P. Robbins, 2005, Organizational
Behavior, Eleventh Edition,Pearson Prentice Hall,USA
Stephen P Robbins –Timothy A Judge, 2007,
Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Hariyanti STIE
“AUB” Surakarta: Teori – Teori Motivasi
Komtemporer Dalam Manajemen
Kata Kunci:
Basic motivatin Theory, Comtemporer motivation T heory, Productivity
0 Response to "Efek Gabungan dari Tujuan dan Efektivitas Diri pada Kinerja"
Post a Comment