Metode Ilmiah Dalam Antropologi Dan Spesialisasi Antropologi



Metode Ilmiah Dalam Antropologi Dan Spesialisasi Antropologi


Metode Ilmiah Dalam Antropologi
Ada tiga cara yang dilakukan dalam penelitian anrtopologi yaitu; 1) pengumpulan fakta; 2) penetuan ciri-ciri umum dan sistem dan 3) verifikasi dan berikut adalah penjelasanya:

1. untuk antopologi budaya tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Aktivitas pengumpulan fakta terdiri dari berbagai metode mengobservasi, mencatat, mengolah , dan melukiskan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup
Metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan ada tiga; penelitian lapangan; penelitian laboratorium; penelitian dalam perpustakaan

2. penentuan ciri-ciri umum dan sistem. Ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tingkat dalam proses berpkir secara ilmiah menimbulkan metode-metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama yang umum dalam aneka warna fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan uma manusia. Proses perpikir di sini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak

3. verifikasi
Metode-metode untuk melakukan verifikasi atau pengujian dalam kenyataan teerdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah telah dirumuskan atau yang harus memperkuat pengertian yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau dalam masyarakat yang hidup. dalam antropologi sifat verifikasi kualitatif untuk memperkuat pengertiannya dengan menerapkan pengertian itu dalam kenyataan beberapa masyarakat yang hidup, tetapi dengan cara yang khusus dan mendalam
Lawan dari metode kualitatif adalah metode kuantitatif yaitu menguji kebenaran dari pengertian dan kaidah-kaidah itu dengan mengumpulkan sebanyak fakta mengenai kejadian dan gejala sosial budaya yang menunjukkan azas-azas persamaan. Untuk metode kuantitatif sering digunakan cara-cara ntukmengolah fakta sosial dalam jumlah yang besar, dan metode itu disebut statistik
 
SPESIALISASI ANTROPOLOGI

1. Antropologi Ekonomi ;
 penelitian tentang evolusi system mata pencaharian hidup bersamaan dengan berkembangnya konsepsi evolusi kebudayaan pada pertengahan abad 19.Ada tiga tingkatan evolusi sistem mata pencaharian hidup yaitu; masyarakat berburu dan meramu (manusia purba), kemudian manusia dapat menjinakkan binatang buruannya, maka manusia mulai beternak Dari tingkat beternak , manusia berevolusi ke bercocok tanam. Kemudian konsep evolusi sistem mata pencarian tersebut berkembang pada tahun 1914.
Pada tahun 1929 R Firth mengkaji tetang masyarakat miskin (masyarakat non industri) merupakan masyarakat yang tidak bisa diabaikan karena mereka adalah yang menyediakan bahan mentah bagi masyarakat industri
Dalam kalangan ilm-ilmu sosial kemudian dipersoalkan apakah konsep-konsep, teori-teori dan metodologi ekonomi dapat diterapkan pada ekonomi pada masyarakat non industri. Menurut Firth bisa diterapkan karena asas-asas mentalitas manusia pada hakekatnya sama di mana-mana.manusia daalam masyarakat sederhana, masyarakat pedesaan atau masyarakat industri, semua akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap rangsangan-rangsangan ekonomi, dan perbedaan hanya lahirnya saja  dari perbedaan kuat-lemahnya, atau perbedaan susunan  dari unsur-unsur mentalitas. Firth mengakui bahwa metodologi penelitian ekonomi tidak relevan untuk meneliti dan menganalisis ekonomi masyarakat non industri karena tidak tertulis. Ada dua kajian ekonomi yang disebut kajian pemikiran sustantivis dan kajian pemikiran formalis. Pemikiran substantivis dalam antropologi ekonomi tidak berdiri sendiri.Pada ekonomi substantives system ekonomi terlebur ke dalam unsure organisasi sosial, sebagian ke dalam religi dan ilmu gaib, sebagian ke dalam sistem kekerabatan dsbnya.
Contoh ekonomi subtantivis di Indonesia adalah H.J Boeke. Menurut Boeke; kemiskinan itu disebabkan karena mereka dieksploitasi dan diperas oleh penjajah dan oleh korupsi yang dilakukan para pegawai pemerintah, baik Belanda maupun pribumi, dan karena rakyat tidak pernah memperoleh kesempatan untuk maju. Boeke juga berpendapat bahwa yang pokok dari kemiskinan rakyat disebabkan karena secara umum mentalitas rakyat (1) dihinggapi rasa puas akan kebutuhan yang terbatas , (2) lebih mementingkan kebutuhan gengsi dan pengakuan sosial daripada kebutuhan ekonomi , (3) takut mengambil resiko (4) tidak adanya motivasi untuk mencari keuntungan materi, (5) tidak berdisiplin dan tidak ketat dalam hal tempat dan waktu, (6) tidak mampu berorganisasi; (7) enggan menimbun modal.
          Pemikiran ekonomi formalis didasarkan pada konsepsi fungsional-struktural; menggunakan metodologi penelitian yang bersifat komparatif sinkronik terhadap tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menurut dinamik keadaan dalam suatu kebudayaan tertentu.

2. Antropologi Politik
Pokok yang diteliti dalam antroplogi politik adalah organisasi politik terutama pada masyarakat sederhana. Menurut E.E Evans Pritchard dalam bukunya African Political Systems ; bahwa organisasi politik adalah orgsanisasi untuk melaksanakan;…aktivitas sosial yang menyangkut penjagaan keteraturan dan stabilitas masyarakat dalam suatu wialyah tertentu, dengan penggunaan kekuasaan, dan kalau perlu kekarasan, secara absah. Berdasarkan defiisi tersebut topic-topik yang termasuk antropologi politik meliputi masalah-masaalah hukum adapt, organisasi kenegaraan, organisasi perang, rganisasi kepepimpinan, pemerintah dan kekuasaan.  
Misal ; evolusi terjadinya organisasi kenegaraan berakaitan dengan evolusi hukum
N.H. Fried pernah mengajukan suatu konsepsi mengenai evolusi organisasi kenegaraan yang bersifat multilateral yang ditulis dalam bukunya The Evolution of Political Society.    Menurut Fried;  
bentuk masyarakat kecil (egalitarian) meningkat dengan berkemkembangnya system pembagian kerja, maka timbul masyarakat bertingkat  ( rank societies) kemudian yang disebut masyarakat berdasarkan stratifikasi ( masyarakat berlapis). Dalam masyarakat berdasarkan stratifikasi maka batasan-batasannya menajdi luas tida lagi dapat diatur oleh sistem kekerabatan, maka perlu diatur oleh sistem tambahan yang lain. Lapisan yang mula-mula berdasarkan penilaian terhadap fungsi dan kemanfaatan yang berbeda-beda menjadi mantap dan dikuatkan oleh berbagai macam adat-istiadat, sopan santun, upacara dan simbolik. Dari masyarakat berlapis inilah muncul masyarakat berorganisasi negara yang melalui dua tahap yaitu masyarakat pristine states ( negara pristin) dan masyarakat secondary states ( negara sekunder )    

3. Antropologi Ekologi
Dapat dipandang sebagai antropologi yang dikaitkan dengan berbagai masalah ekologi dan konsep ekologi. Berbagai studi mengenai fisik manusia dan perilaku kebudayaan manusia dilihat dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia itu. Antropologi fisik dan antropologi budaya tidak dapat berkembang sendiri-sendiri, ternyata banyak unsur fisik mempengaruhi kebudayaan dan sebaliknya banyak unsur kebudayaan mempengaruhi fisik manusia. Misalnya evolusi serta perkembangan fisik manusia sangat erat hubungannya dengan kemampuan manusia menguasai lingkungan hidupnya sesuai kebutuhan dan konsep-konsep pemikirannya. Kemampuan adalah pangkal tolak perwujudan suatu kebudayaan.

4. Antropologi Kesehatan.
Etnomedisin, dalam antropologi kesehatan mempelajari bagaimana seseorang perperilaku yang dapat mempengaruhi kodisi kesehatannya dan juga pengaruhnya terhadap penangan penanganan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan.

5. Antropologi Perkotaan.
Kontribusi antropologi ialah ingin menguraikan dan meyakinkan tentang apa sesungguhnya yang terjadi dengan manusia-manusia di dalam berbagai situasi hidup dalam kaitannya dengan waktu dan ruang.


Referensi
HISTORY FOR A WISDOM  Antropologi II.htm

0 Response to "Metode Ilmiah Dalam Antropologi Dan Spesialisasi Antropologi"

Post a Comment