Motivasi
dan Kepemimpinan
Kebutuhan dan atau
keinginan seorang pekerja terhadap sesuatu hal tertentu dan akan diusahakan
untuk bisa dicapainya, dalam kajian ilmu administrasi sering disebut dengan
istilah motivasi. Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah
satu unsur pokok dalam perilaku seseorang. Sebagaimana dikemukakan Miftah
Thoha, perilaku seseorang itu sebenarnya bisa dikaji sebagai saling
berinteraksinya atau ketergantungannya unsur-unsur yang merupakan suatu
lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan tujuan.
Atau menurut Fred Luthans, terdiri dari tiga unsur yakni kebutuhan (needs),
dorongan (drive) dan tujuan (goals).
Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi,
salah satu aspek perilaku organisasi yang penting disamping motivasi, adalah
kepemimpinan (leadership).
Bagi sebuah organisasi, kepemimpinan jelas sekali
mempunyai peran yang sangat penting. Sebab, adanya kepemimpinan berarti
terjadinya proses membantu dan mendorong orang lain untuk bekerja dengan
antusias mencapai tujuan. Jadi, faktor manusia atau pemimpin-lah yang
mempertautkan kelompok dan memotivasinya untuk mencapai tujuan, atau
kepemimpinan juga mengubah yang tadinya hanya kemungkinan menjadi kenyataan.
Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi
kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya, secara
keseluruhan di persepsikan oleh karyawannya sebagai gaya kepemimpinan (leadership
style). Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa
gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
pembedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan
yang positif. Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment,
berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya
lainnya yaitu gaya otokratik, partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau
laissez faire). Pemimpin otokratik memusatkan kuasa dan
pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saa yang diperintahkannya. Kepemimpinan
ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian,
ada juga beberapa manfaatnya antara lain : memuingkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Sementara itu, pemimpin partisipatif lebih
banyak mendesentralisasi-kan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak. Adapun pemimpin bebas kendali
menghindari kuasa dan tanggungawab, kemudian menggantungkan kepada kelompok
baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Diantara
ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi adalah kearah penerapan praktek
partisipasi secara lebih luas karena dianggap paling konsisten dengan perilaku
organisasi yang supportif.
Sumber :
Anonim. 2010. Sistem Perilaku Organisasi. http://eziekim.wordpress.com.
Gitosudarmo, I., dan Sudita, I Nyoman. 2008. Perilaku Keorganisasian, Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Wicaksono, A. 2010. 40 Perilaku Organisasi.
Silabus Perilaku Organisasi. Universitas Airlangga, Surabaya
Widodo Utomo, T. 2010. Pengantar Perilaku Organisasi.
http://triwidodowutomo.blogspot.com.
Di akses 5 Desember 2010
http://hendypunya.blogspot.com/2010/12/makalah-perilaku-organisasi.html
0 Response to "Motivasi dan Kepemimpinan"
Post a Comment