Kebijakan
fiskal dan moniter
a. Kebijakan fiskal,
adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran
negara, atau yang berhubungan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara.
Menurut salah satu ahli ekonomi Sadono Sukirno menyatakan
bahwa kebijakan fiskal adalah langkah yang dibuat oleh pemerintah untuk
melakukan perubahan-perubahan pada pajak dan pengeluaran negara untuk mengatasi
masalah ekonomi yang ada.
b. Kebijakan moneter,
adalah kebijakan pemerintah untuk mengatur jumlah peredaran uang dan menjamin
kestabilan nilai uang, agar tidak terjadi inflasi.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang
kemudian ditransfer pada sektor riil.
Pengertian
Inflasi Dan Cara Menanggulangi Inflasi
Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari tingkat harga
untuk naik secara umum dan terus menerus.
Cara
Penaggulangan Inflasi
1.
Menekan
laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar
Dengan pendekatan gradual kebijakan yang ditempuh
adalah dengan sedikit pengurangan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar.
Tindakan ini akan mengurangi laju peningkatan harga, tetapi juga akan menambah
tingkat pengangguran. (M.
Suparmoko, 1991: 199)
2.
Mengurangi
jumlah uang yang beredar
Cara penaggulangan inflasi yang kedua yaitu dengan
pendekatan secara drastic dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Pengambil
kebijakan berusaha menghilangkan inflasi secara cepat. Dengan mengurangi jumlah
uang yang beredar akan menciptakan suatu resesi yang hebat dan inflasi akan
menurun sedikit saja. Hal ini terjadi karena penurunan kesempatan kerja yang
drastic yang membarengi turunnya laju inflasi, justru akan menyebabkan tingkat
upah meningkat. Dengan bertambahnya tingkat pengangguran, maka upah untuk
golongan pekerja yang memiliki keahlian khusus akan semakin tinggi harganya. (M. Suparmoko, 1991: 199)
Pedekatan ini akan mendorong turunnya tingkat
inflasi sehinga jumlah produksi nasional dan tingkat kesempatan tingkat kerja
menjadi pulih pada tingkat kesempatan kerja penuh. (M. Suparmoko, 1991: 199)
3.
Kebijakan
penghasilan (income policy)
Kebijakan penghasilan adalah kebijakan yang mencoba
megurangi kenaikan tingkat upah secara epat. Penekanan tingkat upah secara cepat
baik dengan perundang-undangan atau dengan himbauan (persuasion). Misalnya
pemerintah dapat mengadakan pengawasan upah dan pengawasan harga (wage and
price control), atau pemerintah dapat menghimbau para pimpinan organisasi buruh
tersebut. Hanya saja ada bahayanya, apabila kebijakan itu dilaksanakan terlalu
lama, sehingga akan terjadi suatu alokasi yang salah dari factor-fktor
produksi. (M. Suparmoko,
1991: 200)
4.
Kebijakan
Insenif Perpajakan (Tax Incentive Plan)
Pemerintah akan mengenakan pajak tambahan terhadap
perusahaan-perusahaan yang menaikkan tingkat upah, dan justru mengurangi pajak
terhadap perusahaan yang tidak melakukan kenaikan tingkat upah. Cara ini dapat
diterima oleh Negara-negara maju, tetapi untuk Negara berkembang belum bisa
melakukannya. Hal ini disebabkan tingkat upah di negara-negara berkembang masih sangat rendah dan sangat tertinggal
dengan kenaikan harga barang.
(M. Suparmoko, 1991: 200)
0 Response to "Kebijakan fiskal dan moniter"
Post a Comment