Pengaruh Globalisasi Terhadap Pola Pikir Masyarakat



Pengaruh Globalisasi Terhadap Pola Pikir Masyarakat

Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Era globalisasi adalah era persaingan bebas dalam segala aspek kehidupan. Era globalisasi merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Kita tidak akan lagi bisa menyembunyikan kebobrokan suatu negara. Hal itu kemungkinan terjadi berkat kemajuan teknik informatika. Di dalam konteks informasi dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Istilah lainnya yaitu dunia adalah satu tempat yang tunggal tanpa batas (borderless world and only one earth). Globalisasi ini memungkinkan untuk menjadi sebuah proses interaksi yang mengembangkan suatu pemikiran mengenai dunia sehingga akan memunculkan suatu pemikiran yang lebih modern.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Semakin besar globalisasi masuk ke Indonesia, maka pemikiran-pemikiran yang selama ini berkembang di masyarakat terutama para remaja akan semakin modern, dimana masyarakat akan mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang telah dianggap tidak sesuai dengan pemikirannya saat ini.

Peserta didik usia 12 – 19 tahun merupakan periode remaja transisi, yaitu periode transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa. Periode ini merupakan masa perubahan yang sangat besar. Selama periode tahun ini, pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual terjadi dengan kecepatan yang “memusingkan”, menantang peserta didik sebagai remaja untuk menyesuaikan dengan bentuk “tubuh baru”, identitas sosial, dan memperluas pandangannya tentang dunia (Sudarwan Danim, 2010 : 76).

Massa remaja merupakan masa pencarian jati diri, peserta didik mulai belajar memahami dan menerima keadaan dan kenyataan yang ada dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Apa yang dilakukan peserta didik dimasa remaja, sangat menentukan masa depannya.
Salah satu sifat remaja yang ingin tahu akan hal-hal baru membuat para remaja akan mudah terpengaruh dengan adanya globalisasi yang semakin berkembang. Siapapun dapat dengan mudah dan cepat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dan diinginkan dalam berbagai bentuk, baik teks, video, gambar, dan sebagainya. Hal ini dapat memengaruhi pola pikir dari remaja itu sendiri mengenai berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat memberi dampak yang baik dan buruk.
Dibutuhkan penanganan khusus bagi para remaja untuk menghindari dampak negatif dari globalisasi tersebut terhadap cara berfikir dari remaja itu. Mereka perlu mendapatkan perhatian, pengawasan, dan bimbingan yang lebih dari berbagai pihak, terutama dari orang tua dan guru.
Peran orang tua dalam hal ini adalah :
1.             Sebagai panutan
Orang tua harus menjadi suri teladan atau memberi contoh yang baik, dari hal sikap dan perilaku sehari-hari bagi anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2.             Sebagai perawat dan pelindung
Orang tua mempunyai tugas merawat kebersihan, kesehatan serta mempersiapkan kebutuhan anak sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Orang tua diharapkan mampu mengayomi terutama di saat anak menghadapi kesulitan sehingga anak akan merasa aman, tenteram dan senang hidup bersama keluarga.
3.             Sebagai pendidik dan sumber informasi
Fungsi orang tua sebagai pendidik dalam keluarga adalah yang pertama dan utama, karena orang tua adalah orang yang paling dekat dan penuh tanggung jawab terhadap proses pendidikan anak sejak dari kandungan hingga usia dewasa. Selain sebagai pendidik dalam keluarga, orang tua juga harus berfungsi sebagai sumber informasi/pengetahuan yang baik dan benar bagi anak.
4.             Sebagai pengarah dan pembatas
Orang tua harus mempu mengarahkan sikap, tingkah laku, dan cita-cita anak, demi masa depan yang baik bagi dirinya maupun keluarga. Disamping itu pula, orang tua harus mampu sebagai pembatas sikap dan perilaku agar anak tidak terjerumus pada situasi yang tidak baik (kenakalan remaja).
5.             Sebagai teman dan penghibur
Pada umunya remaja tidak ingin dianggap anak-anak lagi, mereka ingin diperlakukan sebagai pribadi yang utuh. Untuk itu orang tua harus dapat berperan sebagai teman baik dalam senang maupun susah, juga mampu menjadi penghibur di saat anak-anak kecewa.
6.             Sebagai pendorong
Dalam menghadapi masa peralihan menuju dewasa, kadang-kadang remaja memerlukan dorongan dan semangat dari orang tua terutama di saat mengalami kegagalan. Dengan dorongan dan semangat dari orang tua, remaja akan lebih merasa percaya diri dan pantang menyerah terhadap segala bentuk kesulitan.
Apabila orang tua dapat mengetahui dan menjalankan fungsi dan perannya dengan baik sebagai pendidik dalam keluarga, maka remaja dapat terhindar dari pemikiran yang buruk dan hal-hal yang tidak diinginkan.


Thanks for referensi:
3.           http://mytanuraisah.blogspot.com/2011/07/pengaruh-globalisasi-terhadap-perilaku.html

0 Response to "Pengaruh Globalisasi Terhadap Pola Pikir Masyarakat"

Post a Comment