Teori-Teori Kependudukan



Teori-Teori Kependudukan

ALIRAN MALTHUSIAN (Thomas Robert Malthus)

Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).

Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu :
  • Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
  • Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan 2 cara :
1.  Preventif Checks (pengekangan diri)
* Moral restraint (pengekangan diri)
1.      mengekang nafsu seks
2.      tunda kawin
* Vice atau Kejahatan (pengurangan kelahiran)
1.      pengguguran kandungan
2.      homoseksual
2.  Positive Checks (lewat proses kelahiran)
*  Vice atau kejadian (pencabutan nyawa)
1.      bunuh anak-anak
2.      bunuh orang cacat
3.      bunuh orang tua
*  Misery (kemelaratan)
a.       Epidemi
b.      bencana alam
c.       peperangan
d.      kekurangan makanan

Kritik terhadap teori Malthus
Malthus tidak memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
  • kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu daerah dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat berjalan
  • kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
  • Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah
  • fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar hidup penduduk dinaikkan.
B.  ALIRAN MARXIST (Karl & F. Angel)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. (kedua aliran ini memiliki pendukung yang sama banyak)Negara-Negara  yang mendukung teori Malthus umumnya adalah negara berekonomi kapitalis seperti USA, Inggrism Prancis, Australia, Canada, dll Sedangkan negara-negara yang mendukung teori Marxist umumnya adalah negara-negara berekon0mi Sosialist seperti Eropa Timur, RRC, Korea, Rusia dan Vietnam.
C.  ALIRAN NEO-MALTHUSIAN (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.

Apa Perbedaan Teori Sosial dan Teori Natural dalam Memandang Over Population di Suatu Negara?
Teori Sosial
Teori ini berpangkal pada manusia sebagai mahluk sosial yang menjadi faktor utama perkembangan penduduk. Robert Malthus dalam karyanya An Essay on The Principle of population menekankan hubungan antara pertambahan penduduk dengan persediaan makanan. Ia yang pertama kali membuat ramalan dan membahas bahaya kelebihan penduduk (Over Population).
Teori Sosial Tentang Over Population
Dalam teori ini, ada 3 aliran teori kependudukan yang mendukung.
Malthusianisme Propetism, mengemukakan:
1.      Ketimpangan antara jumlah penduduk dengan kebutuhan penduduk (Over Population) tidak akan terjadi sebab dengan semakin baiknya tingkat penghidupan dan peradaban.
2.      Meskipun demikian mereka masih mempunyai kekhawairan dan ketidakpastian bahwa suatu saat akan terjadi over Population.
3.      Malthusianisme Modern:
4.      Budge, meramalkan adanya over population dimasa yang akan datang.
5.      Thomson, sepaham dengan Malthus tentang over population yang pasti terjadi.ia mengakui bahwa kemakmuran semakin meningkat dan dapat menahan laju pertambahan penduduk.
6.      COX and East, cemas akan bayangan over population, tetapi hal itu mungkin agak sedikit tertahan dengan hambatan kelahiran.
7.      Wright, over population pasti bakal terjadi. Namun besarnya peningkatan hasil bumi sedikit banyak akan menahannya.
8.      J.B. Canning, over population terjadi bila:
  1. Adanya bahaya kelaparan dan kematian
  2. Jumlah bahan makanan sudah maksimum


Teori Natural
Dasar teori ini, bahwa manusia dalam hidupnya selalu terikat lingkungan alam (natural Environment). Penduduk dunia bertambah, karena angka kelahiran jauh lebih besar dari angka kematian. Perkembangan keturunan sangat dipengaruhi oleh alam.
Teori Natural Tentang Over Population
1.      Raymand S. Pearl, bila dirasakan dunia semakin padat dan ruang hidup manusia terasa semakin sempit maka perkembangannya akan mulai menurun. Sama dengan teori Malthus, pada suatu saat Over Population pasti akan terjadi, tetapi dengan teori “ruang yang terbatas” maka terjadinya over population akan diperlambat dengan sendirinya.
2.      Corrado Ginni, saat over population terjadi jika pertumbuhan manusia dalam tingkat dewasa. Kelelahan daya produksi disebabkan oleh kelelahan psikologis yang terjadi karena persaingan dalam masyarakat, banyaknya pikiran yang ditanggung manusia, ini dapat menghambat proses over population..

0 Response to "Teori-Teori Kependudukan"

Post a Comment