A. Perilaku Menyimpang
Penyimpangan dapat diartikan sebagai perilaku
yang tidak berhasil menyesuaikan dengan norma-norma di masyarakat, artinya penyimpangan
tersebut terjadi jika seseorang tidak mematuhi patokan norma yang sudah ada.
Disfungsi dari perilaku menyimpang dapat menyebabkan terancamnya kehidupan
sosial, karena tatanan sistem yang sudah ada dapat tidak berjalan sebagaimana
mestinya karena ada individu yang tidak dapat menjalankan tugasnya dalam sistem
masyarakat . Selain itu perilaku menyimpang mempunyai fungsi antara lain
menghasilkan perilaku yang konform pada sebagian besar masyarakat agar tetap
berjalan di jalur yang sudah ditentukan, memperkuat ikatan kelompok dan
perilaku menyimpang dapat menyebabkan perubahan sosial agar sistem berjalan
secara benar.
Secara teoritis perilaku menyimpang
dapat dijelaskan melalui penjelasan biologis, psikologis dan sosiologis. Secara
sosiologis perilaku menyimpang dianalisis dari perspektif
struktural, transmisi budaya, konflik dan perspektif labelling di mana setiap
perspektif mempunyai fokus permasalahannya masing-masing dalam melihat perilaku
menyimpang .
Sering kali suatu perilaku dianggap
menyimpang di suatu masyarakat tetapi tidak menyimpang di masyarakat lainnya.
Hal tersebut berkaitan dengan relativitas perilaku menyimpang di mana pandangan
relativisme melihat bahwa penyimpangan dapat di interpretasi hanya dalam
konteks sosio kultural di mana penyimpangan tersebut terjadi. Relativisme
tersebut berkaitan dengan waktu, tempat, situasi dan status sosial.
B. Perilaku Kolektif
Ahli sosiologi menggunakan
istilah perilaku kolektif mengacu padaperilaku sekelompok
orang yang muncul secara spontan, tidak terstruktur sebagai respons terhadap
kejadian tertentu. Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa
, sehingga perilaku kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang
relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang
bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga kita
dapat membedakan antara perilaku kolektif dengan perilaku yang rutin.
Secara teoritis perilaku kolektif
dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori
interaksionis, teori emergent-norm dan teori value-added. Kondisi pokok yang
memicu munculnya perilaku kolektif menurut teori value-added adalah: kesesuaian
struktural, ketegangan struktural, berkembangnya kepercayaan umum, faktor yang
mendahului, mobilisasi dan kontrol sosial.
Perilaku kolektif antara lain dapat
berbentuk perilaku kolektif yang tersebar, kerumunan dan gerakan sosial.
Perilaku kolektif yang tersebar meliputi fashion, rumors, dan publik.
Sedangkan jenis kerumunan meliputi casual, conventional, expresive, dan acting.
Gerakan sosial mempunyai bentuk antara lain gerakan revolusioner, reformis,
konservatif dan gerakan reaksioner, sedangkan revolusi sosial salah satu contoh
dari gerakan sosial.
C. Kontrol Sosial
Kontrol sosial mengacu pada suatu proses
baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, di mana dalam proses
kontrol sosial tersebut masyarakat dibuat agar mematuhi norma-norma yang
berlaku di masyarakat .
Masyarakat berharap bahwa individu
di dalam dirinya sendiri sudah muncul kesadaran untuk mematuhi norma dan
mempunyai perilaku yang konform dengan aturan di masyarakat, artinya bahwa
perilaku konformi tas itu bersifat inheren di dalam diri individu. Meskipun
demikian ada sebagian besar manusia yang harus dilatih untuk menjalankan
konformitas di mana proses sosialisasi terlibat di dalamnya. Melalui proses
sosialisasi seseorang akan mempelajari perilaku apa yang dapat diterima
berkaitan dengan berbagai situasi yang akan dia hadapi, selain itu ia akan
belajar perilaku mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia laksanakan.
D. Bentuk
kontrol social
Bentuk kontrol sosial berkaitan dengan pemberian sanksi baik
yang berupa hukuman maupun imbalan pada perilaku yang disetujui maupun tidak
disetujui oleh masyarakat. Di dalam masyarakat ada berbagai bentuk kontrol
sosial seperti bahasa, gosip, ostratisme, intimidasi serta kekerasan fisik yang
umumnya dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Apapun bentuk kontrol
sosial yang dilaksanakan semua itu bertujuan untuk mengembalikan individu yang
melakukan perilaku menyimpang.
Sumber materi kuliah pengantar sosiologi
terimakasih atas referensinya
0 Response to " PERILAKU SOSIAL DAN KONTROL SOSIAL"
Post a Comment