PENGUKURAN
TENDENSI SENTRAL
Dalam kenyataan seringkali ditemukan data hasil
pengukuran menunjukkan kondisi sangat beragam. Artinya, dalam aktivitas
pengamatan, penelitian atau observasi tidak jarang dijumpai data yang berhasil
dihimpun tidak sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran
terhadap variabel besar penghasilan, lama tinggal, usia, kecerdasan, berat
badan, tingkat pendidikan, tingkat produktivitas kerja dan sebagainya kerapkali
memperlihatkan data yang bervariasi. Dengan kata lain distribusi data yang
tersusun ada kemungkinan akan memperlihatkan karakteristik data yang relatif
homogen atau heterogen.
Apabila sejumlah individu
diamati salah satu karakteristik atau sifatnya, selanjutnya data hasil
pengamatan ditampilkan dalam bentuk grafik poligon maka bentuk grafik yang
nampak akan sangat beragam pula. Salah satu kemungkinan grafik yang akan nampak
adalah grafik dengan bentuk normal. Artinya, distribusi data yang tersusun
memiliki kecenderungan sebagian besar berada di tengah dan semakin jauh
menyimpang dari harga indeks (ukuran) normalitas, baik ke kiri maupun ke kanan
maka jumlah individu yang berada pada tiap ujung kian sedikit jumlahnya.
Salah satu tugas statistik
adalah menentukan suatu angka di sekitar mana nilai-nilai dalam distribusi
memusat. Dengan kata lain salah satu tugas statistik adalah menentukan angka
yang menjadi pusat suatu distribusi. Angka/ nilai yang menjadi pusat suatu
distribusi selanjutnya disebut tendensi sentral atau kecenderungan tengah. Ada 3
jenis pengukuran tendensi sentral yang sangat penting yaitu; Mean, Median dan
Mode/ modus. Ketiga jenis pengukuran tendensi sentral tersebut memiliki
pengertian, asumsi dan tujuan serta metode penghitungan yang berbeda.
A.
Mean/ Rata-rata ( X )
Pengukuran mean
atau rata-rata sangat sering digunakan dalam analisis statistik. Mean
diterapkan dengan tujuan untuk menentukan angka/ nilai rata-rata dan secara
aritmatik ditentukan dengan cara menjumlah seluruh nilai dibagi banyaknya
individu. Pengukuran rata-rata dapat diterapkan dengan asumsi bahwa data yang
diperoleh dari hasil pengukuran berskala interval dan rasio.
Bagaimana
menentukan harga mean atau rata-rata? Setidaknya ada 3 metode penghitungan
untuk menentukan harga mean yakni;
X
1.
Mean (
X ) = ------ ; Jumlah
nilai dibagi banyaknya individu.
N
2.
Mean yang ditimbang : menentukan rata-rata jika data ada
frekuensinya
FX
Mean ( X ) = -------- ; Jumlah frek. kali nilai dibagi
total frekuensi.
N
3.
Menghitung mean pada kasus data bergolong bisa
dilakukan dengan rumus mean terkaan sebagai berikut :
fx’
Mean (X) = MT +
----- i.
N
Keterangan :
MT : mean terkaan/ mean kerja,
ditentukan titik tengah dari interval nilai di
mana harga mean diterka.
fx’ : jumlah deviasi kesalahan akibat terkaan
N : jumlah individu/ total frekuensi.
i
: lebar
interval
B.
Median (Mdn)
Median adalah nilai yang menjadi batas 50 persen distribusi frekuensi
bagian bawah dan 50 persen distribusi frekuensi bagian atas. Ringkasnya median
adalah nilai yang membagi distribusi menjadi 2 bagian yang sama yakni 50
persen, 50 persen.
Harga median bisa
ditentukan dengan beberapa formulasi tergantung pada kasus yang dihadapi.
1)
Jika berhadapan dengan data
tunggal
·
Median = X (k+1) atau nilai yang ke k +
1 ---à untuk kasus n ganjil
N - 1
di mana n = 2 k+1
dan k = -------
2
· Median = ½ ( X k + X k+1)
--------à untuk n genap
N
di mana n = 2 k
dan k =
--------
2
2)
Jika berhadapan dengan data
bergolong
½
N - Cfb
·
Median = Bb +
------------- i
Fd
Keterangan :
Bb : Batas bawah nyata dari interval kelas yang
mengandung median
Cfb. : Frekuensi kumulatif dibawah interval kelas
yang mengandung median
Fd : Frekuensi dalam interval yang mengandung
median
i. : Lebar kelas/ interval
N : Banyak individu atau jumlah
frekuensi
C.
Modus/ Mode
Secara sederhana
modus didefinisikan nilai yang paling sering muncul atau nilai yang memiliki
frekuensi paling banyak. Satu hal yang perlu diingat bahwa modus adalah
persoalan nilai bukannya frekuensi. Frekuensi hanya menunjuk intensitas
kemunculan sesuatu nilai. Pada data tunggal menentukan mode/modus mungkin
tidaklah terlampau sulit. Hanya dengan memperhatikan nilai yang memiliki
frekuensi terbanyak maka dapat diidentifikasi nilai modus/mode dari distribusi
data. Hal ini agak berbeda jika berhadapan dengan data bergolong. Apabila data
yang dihadapi bergolong menentukan harga modus ada 2 pendekatan, yakni pertama,
dengan menentukan mid point atau nilai tengah dari interval kelas yang memiliki
frekuensi terbanyak dan kedua dengan formulasi sebagai berikut:
i
f -- f
Mo = Xo +
----- . ---------------------
2 2 fo -- f --
f
Keterangan :
Mo adalah harga modus yang dicari
Xo : Titik tengah dari interval kelas yang
mengandung modus
i : Interval / lebar kelas
fo : Frekuensi dalam interval kelas yang mengandung
mode/modus
f : Frekuensi sebelum interval kelas yang
mengandung mode/ modus
f : Frekuensi sesudah interval kelas yang
mengandung mode/ modus
Satu catatan bahwa
dalam suatu distribusi data sangat dimungkinkan harga atau nilai mode/modus
lebih dari satu. Jika nilai mode/modus hanya satu disebut dengan unimode, dua
nilai mode disebut dwi mode dan lebih dari dua nilai mode/modus dinamakan
multimode.
Thanks
for:
http://manyfiles4u.blogspot.com/2012/03/pengantar-statistik-sosial.html
0 Response to "PENGUKURAN TENDENSI SENTRAL"
Post a Comment